RSS

Makalah Manusia dan Peradaban - Ilmu Sosial Budaya Dasar

1.     Pengertian adab dan peradaban
Peradaban berasal dari kata ‘adab’ yang berarti “kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket”.Lawannya adalah “biadab, kasar, kurang ajar dan tidak tahu pergaulan”.Peradaban adalah “seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan ilmu teknik untuk kegiatan praktis”.
Menurut pandangan Alisyahbana (1981), peradaban adalah apabila perwujudan budaya yang penekanannya pada akal, dengan demikian muncul tingkat peradaban tinggi dan peradaban rendah, menurut tinggi rendahnya tingkat kemampuan berpikir.“beradab” adalah merupakan konsep-konsep norma-norma tertentu berupa perilaku wajar, diterima oleh masyarakat luas, yang dibutuhkan tata kehidupan yang aman tentram dan damai.Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization.
Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
Istilah peradaban juga digunakan untuk menyebut kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, system kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.
Jadi, peradaban sebagai suatu perwujudan budaya didasarkan pada akal (rasio) semata-mata dengan mengabaikan nurani akan berlainan dengan perwujudan budaya yang didasarkan pada akal, nurani, dan kehendak sebagai suatu kesatuan yang utuh


2.     Pengertian Manusia sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Masyarakat adab adalah masyarakat berpendidikan tinggi, sopan dan bebudi pekerti luhur, berakhlak dan berkesopanan serta memilikirasa toleransi, tepo seliro yang tinggi.Kita semua menganggap masyarakat kita beradab, namun kita juga harus menerima kenyataan bahwa masyarakat kita masih banyak yang arogan dan anarkhis. Masyarakat adab (civil society) suatu kombinasi yang ideal antarakepentingan pribadi dan kepentingan umum yang memperjuangkan penguatan posisi masyarakat terhadap Negara





Manusia sebagai makhluk sosial disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai  tanggungjawab seperti anggota masyarakat lain, agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Oleh karena itu, manusia yang bertanggungjawab adalah manusia yang dapat menyatakan bahwa tindakannya itu baik dalam arti menurut norma umum.
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung tinggi aturan-aturan, norma-norma, adat-istiadat dan wejangan atau nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati berbagai pranata sosial atau aturan sosial, sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian. Dan inilah sesungguhnya makna hakiki sebagai manusia beradab.[4]
Konsep masyarakat adab dalam pengertian yang lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam suatu masyarakat yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya dianggap  paling cocok bagi setiap orang tersebut, yang tentunya perlu adanya keselarasan dan keharmonisan. Namun demikian keinginan manusia untuk mewujudkan keinnginannya atau haknya sebagai salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan hidup, tidak boleh dilakukan secara berlebihan bahkan merugikan manusia lain. Manusia dalam menggunakan hak untuk memenuhi kepentingan pribadinya tidak boleh melampaui batas atau merugikan kepentingan orang lain. Sebagai suatu anggota masyarakat yang beradab manusia harus bisa menciptakan adanya keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.Jadi, perlu adanya suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Manusia memiliki beberapa sifat hakekat kodrati, yaitu sebagai makhluk berfikir, social (bermasyarakat), susila, indah dan agamis, sebagai dari bagian dari unsure-unsur adab.Oleh karena itu manusia boleh dikatakan sebagai manusia beradab (memiliki adab). Manusia sebagai makhluk beradab, maka manusia tidak akan lepas dari unsure-unsur yang baik, yang berupa budi pekerti luhur, sebagai cirri-ciri makhuk beradab. Kualits keberadaban masing-masing bangsa memiliki keaneka ragaman yang berbeda tergantung pada situasi dan kondisi, serta kemajuan berfikir masing-masing bangsaitu sendiri



Menurut Bismar Siregar (1996), manusia diciptakan oleh Tuhan sempurna berbekal akal yang tidak ada pada makhluk lain. Kelebihan akal manusia itu didasari moral atau iman membuat dia mendekati kedudukan malakat, tetapi bukan mustahil pula dia akan serupa dengan binatang karena dia mendekati jejak setan.Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang terdiri atas tubuh dan jiwa sebagai suatu kesatuan yang utuh yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain.
Kesempurnaan manusia terletak pada adab.Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan kehendak.
·        Akal berfungsi sebagai alat berpikir dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya akal, manusia dapat menilai fakta, peristiwa, atau lingkungan mana yang salah.
·        Nurani berfungsi sebagai alat merasa, menentukan kata hati dan sumber kesenian. Dengan adanya nurani, manusia bisa merasakan atau menilai suatu fakta, peristiwa atau lingkungan yang baik dan indah serta mana yang jelek atau buruk.
·        Kehendak berfungsi sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan sumber kegunaan.



3.     Evolusi budaya dan Tahapan-tahapan Peradaban
     Sistem nilai budaya adalah konsepsi-konsepsi tentang nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar anggota atau warga masyarakat, dan berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi sikap mental, cara berpikir, dan tingkah laku mereka. 
Menurut Munandar Sulaiman latar belakang terjadinya perubahan atau evolusi budaya, yaitu:
·        Jarak komunikasi antarkelompok etnis
·        Pelaksanaan pembangunan
·        Keamjuan IPTEK
Evolusi budaya dapat mendorong kea rah perbaikan dan peningkatan kualitas dari:
      Ø  Pola hidup tradisional menjadi pola hidup modern
      Ø  Pola hidup sederhana menjadi pola hidup modern
      Ø  Pola hidup makmur menjadi pola hidup makmur dan sehat
      Ø  Kemampuan kerja berbasis fisik menjadi kemampuan kerja berbasis keahlian dan keterampilan yang didukung teknologi

    Akhlak, kesopanan dan budi pekerti menentukan tingkatan beradab atau tidaknya manusia.Kita menganggap masyarakatkita beradab sesuai dengan budaya timur.Peradaban juga berarti tahapan yang tinggi pada skala evolusi budaya.Mengau pada perbedaan manusia yang beradab terhadap manusia yang biadab.Masyarakat yang kurang beradab cirri-ciri utama melekat pada perbedaan tingkat intelektual,


perasaan keindahan, penguasaan teknologi dan tingkat spiritual yang dimilikinya. Berdasarkan uraian tersebut diatas antara evolusi budaya dan peradaban, merupakan jalur yang sejalan yang dilalui oleh proses perkembangan budaya masyarakat yang bersangkutan.
Empat tahapan dalam evolusi budaya dalam kehidupan yaitu:
1.     Tahapan I, tahapan peradaban meramu dan berburu (gathering and hunting).
2.     Tahapan II, peradaban pertanian dan peternakan.
3.     Tahapan III, tahap peradaban industri.
4.     Tahapan IV, tahap peradaban informasi.
    Sedangkan untuk Indonesia masih pada taraf peradaban pertanian, berarti masih dalam tahapan pertama dan masih budaya konsumtif belum produktif, duduk dengan santai dengan kondisi tangan dibawah, belum suka bekerja keras dalam gayahidup mewah.

   Proses evolusi kebudayaan hanya dipandang dari jauh, yakni dengan mengambil jangka waktu yang panjang, misalnya beberapa ribu tahun yang lalu, maka akan menampakkan perubahan-perubahan besar yang seolah menentukan arah (directional) dari sejarah perkembangan kebudayaan yang bersangkutan. Perubahan – perubahan tersebut direkonstruksi dengan menganalisa sisa-sisa dari benda hasil kebudayaan manusia pada jaman dahulu yang antara lain digali dari lapisan bumi diberbagai tempat.Menurut Alfin Tofler tahapan peradaban dapat dibagi atas tiga tahapan, yaitu:
·      Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam (revolusi agraris).
·      Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang (revolusi industri).
·      Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dengan komputer atau alat komunikasi digital.






4.     Peradaban dan Perubahan Sosial
   Perubahan sosial merupakan gejala yang akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang ada didalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
   Willbert Moorememandang perubahan sosial sebagai “perubahan struktur sosial, pola perilaku, dan interaksi sosial”. Perubahan sosial berbeda dengan perubahan kebudayaan.Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur kebudayaan yang ada.
   William F. Ogburnmengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan yang materiil maupun immateriil.
   Gillin dan Gillinmengatakan bahwa perubahan – perubahan sosial untuk sesuatu variasi dari cara hidup yang lebih diterima yang disebabkan baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, kompetisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun peubahan-perubahan baru dalam masyarakat tersebut.
   Menurut Selo Sumardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosial, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku diantaranya kelompok dalam masyarakat. Menurutnya antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan memiliki satu aspek yang sama, yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara –cara baru atau suatu perbaikan cara masyarakat memenuhi kebutuhannya.
   Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi yang meliputi berbagai aspek kehidupan.Cara yang paling sedderhana untuk memahami terjadinya perubahan sosial dan budaya adalah membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebelumnya. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang dianalisis dari berbagai segi :
      a.       Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (derection of change) bahwa perubahan tersebut meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor tersebut, mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu yang baru sama sekali, akan tetapi mungkin pula bergerak kearah suatu bentuk yang sudah adda pada waktu yang lampau.
      b.      Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang  terjadi dalam masyarakat
Jadi, Perwujudan budaya dapat menekankan pada akal (rasio) saja atau menekankan pada semua unsur akal, nurani, dan kehendak sebagai satu kesatuan utuh.Perwujudan budaya dapat menekankan oada akal (rasio) saja atau menekankan pada semua unsur akal, nurani, dan kehendak sebagai satu kesatuan yang utuh. Perwujudan budaya yang didasarkan pada akal (rasio) tanpa mengindahkan nurani akan menimbulkan tentang peradaban (civilization) dan kebudayaan (culture).Dengan penekanan pada akal, muncul pernyataan ada peradaban tinggi dan ada peradaban rendah karena diukur dengan tingkat berpikir manusia.


5.      Wujud Peradaban
·        Moral
Moral adalah kebiasaan berbuat baik disebut perbuatan moral atau susila.Moral bersifat kodrati, artinya manusia sejak diciptakan dibekali dengan sifat-sifat baik, jujur, dan adil.Orang dikatakan bermoral apabila dapat mewujudkan kodratnya untuk berfungsi dengan baik, jujur, dan adil dalam tindakannya.
·        Norma
Norma adalah suatu aturan yang berlaku, bersifat mengikat, norma diperlukan dalam menuntut sikap dan tingkah laku manusia. Terdapat berbagai macam norma.
                          1.        Norma masyarakat
                          2.        Norma hukum
                          3.        Norma agama dan lain sebagainya.
·        Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethosyang berarti adat kebiasaan atau akhlak yang baik.Etika adalah ilmu tentang kebiasaan yang baik berupa perilaku.








·        Estetika
Estetika adalah ilmu yang mengkaji tentang sifat estetika suatu objek dan merupakan bagian dari ilmu filsafat yang menelaah dan membahas aspek-aspek keindahan sesuatu, yaitu mengenai rasa, sifat, norma, cara menanggapi, dan cara membandingkannya dengan menggunakan penilaian perasaan.
·        Nilai
Menilai berarti mempertimbangkan untuk menentukan apakah sesuatu itu bermanfaat atau tidak, hasil penilaian disebut nilai (value)







ETIKA BISNIS



ETIKA BISNIS
TATACARA IDEAL PENGATURAN DAN PENGELOLAAN BISNIS YANG MEMPERHATIKAN NORMA DAN MORALITAS
TUJUAN : AGAR TERCIPTA SUATU HUBUNGAN YANG HARMONIS, SERASI,    DAN SALING MENGUNTUNGKAN

SETIAP PERUSAHAAN MEMPUNYAI TANGGUNG JAWAB SOSIAL, YAITU SUATU PENGAKUAN PERUSAHAAN BAHWA KEPUTUSAN BISNIS DAPAT MEMPENGARUHI MASYARAKAT.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TERHADAP ;
-         PEMEGANG SAHAM/ INVESTOR
-         SUPPLIER
-         PELANGGAN/ KONSUMEN
-         KARYAWAN
-         PEMERINTAH
-         PESAING
-         MASYARAKAT UMUM

 





TANGGUNG JAWAB TEHADAP PEMEGANG SAHAM / INVESTOR
BERTANGGUNGJAWAB ATAS KEPERCAYAAN YANG TELAH DIBERIKAN OLEH
PARA PEMILIK MODAL DENGAN CARA;
a.   MENERAPKAN MANAJEMEN YANG PROFESIONAL UNTUK MEMBERIKAN HASIL YANG KOMPETITIF DAN ADIL
b.   SELALU MEMEBERIKAN INFORMASI YANG RELEVAN
c.   MENGAMANKAN, MENINGKATKAN KEKAYAAN PARA PEMODAL
d.   MEMBERIKAN PENGHARGAAN ATAS SARAN DAN KELUHAN DALAM RAPAT PEMEGANG SAHAM

TANGGUNG JAWAB SOSIALTERHADAP SUPPLIER
MENJAGA HUBUNGAN SALING MENGHARGAI
a.   MEMBERIKAN KONTRIBUSI KEADILAN DAN KEJUJURAN KEPADA PARA SUPPLIER
b.   MENJALIN KERJA SAMA JANGKA PANJANG
c.   HUBUNGAN YANG BEBAS DARI PAKSAAN
d.   PERENCANAAN BERSAMA
e.   MENYEPAKATI SECARA BERSAMA TENTANG SISITEM PEMBAYARAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL TERHADAP PELANGGAN/ KONSUMEN
 KONSUMEN HARUS DIPERLAKUKAN SEBAGAI MITRA UNTUK PERKEMBANGAN BISNIS
a.   MEMBERIKAN PRODUK ATAU JASA DENGAN KUALITAS TERBAIK SESUAI DENGAN KEINGINAN KONSUMEN
b.   MEMBERIKAN PERLAKUAN ADIL DALAM SETIAP TRANSAKSI
c.   MEMELIHARA DAN MEMAJUKAN KESEHATAN
d.   PERIKLANAN DAN PROMOSI YANG TIDAK MENYESATKAN
e.   MENGHORMATI BUDAYA YANG BERLAKU PADA PERILAKU KONSUMEN

TANGGUNG JAWAB TERHADAP KARYAWAN
KARYAWAN MERUPAKAN SUMBER TENAGA MANUSIA YANG PENTING
PERUSAHAAN MEMBERIKAN;
a.   LAPANGAN KERJA DAN KOMPENSASI
b.   KONDISI KERJA YANG MENJAGA KESEHATAN
c.   KOMUNIKASI YANG LANCAR DAN ADANYA TRANSPARANSI PRESTASI YANG DIHASILKAN
d.   RESPON YANG AKTIF DENGAN SARAN DAN KRITIK DARI PARA TENAGA KERJA
e.   NEGOSIASI ANTAR PIHAK YANG TERJADI KONFLIK
f.    PERLINDUNGAN YANG LAYAK BAGI KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN.
g.   DORONGAN PENGEMBANGAN DAN KEMAMPUAN KEAHLIAN YANG OPTIMAL

TANGGUNG JAWAB TERHADAP PEMERINTAH
BISNIS HARUS MENYISIHKAN SEBAGIAN PENDAPATANNYA UNTUK DISUMBANGKAN KEPADA NEGARA SESUAI DENGAN PERATUIRAN YANG BERLAKU. PAJAK MERUPAKAN SALAH SATU BENTUK KONTRIBUSI MASYARAKAT BISNIS TERHADA[P NEGARA YANG MEMPUNYAI PERAN MEMBERIKAN PERLINDUNGAN, KEMUDAHAN, PELUANG DAN MENYEDIAKAN FASILITAS UMUM LAINNYA.

TANGGUNG JAWAB TERHADAP PESAING
PANDANGAN TERHADAP PESAING TIDAK DINILAI SEBAGAI MUSUH TETAPI SEBAGAI PARTNER ATAU MITRA KERJA.
KEUNGGULAN YANG DIMILIKI OLEH SALAH SATU PERUSAHAAN DIJADIKAN SEBAGAI TANTANGAN UNTUK MEMACU PENINGKATAN PERUSAHAAN LAIN .

TANGGUNG JAWAB KEPADA MASYARAKAT UMUM
MASYARAKAT MEMBUTUHKAN PERUSAHAAN KARENA DARI PERUSAHAANLAH MASYARAKAT DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN DAN KEINGINAN HIDUP. PERUSAHAAN MEMBUTUHKAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN FISIK. LOKASI DIMANA PERUSAHAAN BEROPERASI JANGAN SAMPAI MENIMBULKAN PENCEMARAN YANG MERUGIKAN KELESTARIAN DAN KESEHATAN ALAM.
































PERHITUNGAN PENENTUAN POLA PRODUKSI
CONTOH :
SUATU PERUSAHAAN MEMILIKI MESIN PRODUKSI DENGAN
KAPASITAS MAKSIMUM 10.000 UNIT / TRIWULAN,
KAPASITAS NORMAL       8.000 UNIT / TRIWULAN
POLA PENJUALAN  YANG DIHADAPI PERUSAHAAN
TRIWULAN                 JML. PENJUALAN
 I                            8.000 UNIT
II                            4.000 UNIT
III                           6.000 UNIT
IV                          13.000 UNIT

UNTUK MEMENUHI PENJUALAN TSB. ADA 3 ALTERNATIF POLA PRODUKSI
1.        POLA PRODUKSI KONSTAN SEBESAR 7.000 UNIT / TRIWULAN
2.        POLA PRODUKSI BERGELOMBANG, MENGIKUTI POLA PENJUALAN YG. ADA
3.        POLA PRODUKSI MODERAT, TRIWULAN I DAN II SEBESAR 6.000 UNIT TRIWULAN III DAN IV SEBESAR 8.000 UNIT

DATA LAIN
a.        BIAYA PENYIMPANAN DIGUDANG TIAP TRIWULAN Rp. 75,-/UNIT
b.        SETIAP KENAIKAN PRODUKSI SEBESAR 100 UNIT TIAP TRIWULAN AKAN MENGAKIBATKAN TAMBAHAN TENAGA KERJA 2 ORANG DG. BIAYA PENARIKAN Rp.2.000/ ORANG. PENARIKAN TENAGA KERJA AKAN DILAKUKAN PERUSAHAAN SAMPAI PADA BATAS KAPASITAS NORMAL. SEDANGKAN PENURUNAN VOLUME PRODUKSI TIDAK PERLU ADA BIAYA.
c.         UNTUK MENUTUP KEKURANGAN PRODUKSI DENGAN VOLUME PENJUALANNYA, PERUSAHAAN AKAN MENGADAKAN KONTRAK PEMBELIAN BARANG TERSEBUT DARI PERUSAHAAN LAIN DENGAN BIAYA SUB KONTRAK SEBESAR Rp.50,-/ UNIT
d.        UPAH KERJA LEMBUR YANG DIBAYARKAN APABILA VOLUME PRODUKSI MELEBIHI KAPASITAS NORMAL ADALAH SEBESAR Rp 50,-/UNIT/ TRIWULAN

SAUDARA DIMINTA MEMBERI SARAN, DISERTAI PERHITUNGAN, SEBAIKNYA PERUSAHAAN MEMILIH POLA PRODUKSI YANG MANA YANG PALING MENGUNTUNGKAN ?














   VOL PROD./PENJ.
 


10.000
                                                POLA PRODUKSI KONSTAN
8.000                               
                                                                              7.000 UNIT
6.000

4.000

2.000
                    I               II                III               IV          TRIWULAN



POLA PRODUKSI BERGELOMBANG
 
   VOL PROD./PENJ
12.000
                                                                10.000 KAP. MAKS
10.000                                                         
                8.000
 8.000                                                    
                                                 6.000
  6.000
                                4.000
  4.000                      

  2.000

            0        I             II               III              IV              TRIWULAN


POLA PRODUKSI MODERAT
     VOL.PROD/PENJ.


 
10.00
                                                              8.000
  8.000
                       6.000
  6.000

  4.000

  2.000
                       I             II              III               IV      triwulan
PERHITUNGAN BIAYA MASING-MASING POLA PRODUKSI



POLA PRODUKSI KONSTAN
 
 


 TRIWULAN      JML. PENJUALAN      PRODUKSI
         I                8.000  UNIT          7.000         KURANG 1.000  SUB KONTRAK
       II               4.000 UNIT           7.000         LEBIH    3.000  DISIMPAN
       III              6.000 UNIT           7.000         LEBIH    1.000  DISIMPAN
         IV             13.000 UNIT           7.000         KURANG 6.000 – ( 3.000 + 1.000 )
= 2.000 SUB KONTRAK

TRIWULAN I                BIAYA SUB KONTRAK 1.000 UNIT X Rp 50,-         = Rp   50.000,-

TRIWULAN II               BIAYA SIMPAN          3.000 UNIT X Rp 75,          = Rp 225.000,-

TRIWULAN III              BIAYA SIMPAN          3.000 UNIT X Rp 75,-         = Rp 225.000,-
1.000 UNIT X Rp 75, = Rp   75.000,-
                                                                                                   Rp  300.000
                                     
TRIWULAN  IV               BIAYA SUB KONTRAK 2.000 UNIT X Rp 50,- = Rp 100.000,-

JUMLAH BIAYA SIMPAN TRIWULAN II DAN III           = Rp  525.000
JUMLAH BIAYA SUB KONTRAK TRIWULAN I DAN IV   = Rp  150.000,-

POLA PRODUKSI BERGELOMBANG
 
  


BIAYA-BIAYA YANG DIKELUARKAN
TRIWULAN     JML. PENJUALAN   JML PRODUKSI
I                          8.000 UNIT           8.000 UNIT
II                         4.000 UNIT           4.000 UNIT          SETIAP KENAIKAN 100 UNIT ADA          
III                        6.000 UNIT           6.000 UNIT           TAMBAHAN TENAGA KERJA 2 ORG
IV                       13.000 UNIT           8.000 UNIT ----- KAPASITAS NORMAL
8.000 ---  10.000 KERJA LEMBUR
                                                                                               10.000 --- 13.000 SUB KONTRAK

TRIWULAN I               PERUSAHAAN TDK. MENGELUARKAN BIAYA SIMPAN, KARENA JML. YANG DIPRODUKSI DISESUAIKAN DENGAN JUMLAH PENJUALANNYA.

TRIWULAN II             IDEM

TRIWULAN III            BIAYA TENAGA KERJA
KENAIKAN PRODUKSI  6.000 – 4.000 = 2.000 UNIT
 x 2 TENAGA KERJA X Rp 2.000,- = Rp 80.000,-

TRIWULAN IV            BIAYA TENAGA KERJA
KENAIKAN PRODUKSI 8.000 – 6.000 = 2.000 UNIT
 x 2 TENAGA KERJA X Rp 2.000,- = Rp 80.000,-

       BIAYA LEMBUR
       10.000 – 8.000 = 2.000 X Rp 50,- = Rp 100.000,-

BIAYA SUB KONTRAK
13.000 – 10.000 = 3.000 X Rp. 50,- = Rp. 150.000,-

JUMLAH BIAYA TENAGA KERJA   Rp. 160.000    
JUMLAH BIAYA SUB KONTRAK     Rp. 150.000,-
JUMLAH BIAYA LEMBUR              Rp. 100.000,-    Jumlah Biaya = Rp.410.000,-

BIAYA- BIAYA YANG DIKELUARKAN
TRIWULAN     JML PENJUALAN   JML. PRODUKSI
 I                     8.000 UNIT         6.000 UNIT      kurang 2.000 sub kontrak
II                     4.000 UNIT         6.000 UNIT      lebih 2.000  disimpan
III                    6.000 UNIT         8.000 UNIT      lebih 2.000 disimpan+tenaga kerja
IV                   13.000 UNIT         8.000 UNIT     kurang 5.000 – (2.000+ 2.000 )=1.000
                                                                       SUB KONTRAK

PADA POLA PRODUKSI MODERAT , PERUSAHAAN TIDAK MENGELUARKAN BIAYA LEMBUR KARENA HANYA MENGERJAKAN SEBATAS VOLUME PRODUKSI NORMAL

TRIWULAN I              BIAYA SUB KONTRAK
                                = (8.000 – 6.000) X Rp 50,- = Rp 100.000,-
         
TRIWULAN II             BIAYA SIMPAN
                                = (6.000 – 4.000) x Rp 75,- = Rp 150.000,-

TRIWULAN III            BIAYA SIMPAN
                                 (6.000 – 4.000) x Rp 75,- = Rp. 150.000,-
                                  (8.000 – 6.000) x Rp 75,-  =Rp  150.000,-
                                          Rp  300.000,-
                                BIAYA TENAGA KERJA
                                =  x Rp 2.000,- = Rp 80.000,-   
TRIWULAN IV            BIAYA SUB KONTRAK
= 1.000 X Rp 50,- = Rp. 50.000.-


REKAPITULASI BIAYA TAMBAHAN UNTUK MASING-MASING POLA PRODUKSI

BIAYA-BIAYA
POLA PRODUKSI KONSTAN
POLA PRODUKSI BERGELOMBANG
POLA PRODUKSI MODERAT

-    BIAYA SIMPAN
-    BIAYA PERPUTARAN TENAGA KERJA
-    BIAYA SUB KONTRAK
-    BIAYA LEMBUR

Rp  525.000,-

  -
Rp  150.000,-
  -

-

Rp   160.000,-
Rp   150.000,-
Rp   100.000,-

Rp   450.000,-

   Rp    80.000,-
Rp   150.000,-
-

JUMLAH

Rp   675.000,-

Rp   410.000,-

Rp  680.000,-

YANG DIPILIH ADALAH POLA PRODUKSI BERGELOMBANG KARENA TAMBAHAN BIAYA ( INCREMENTAL COST ) YANG DIKELUARKAN PERUSAHAAN PALING KECIL.